Skip to main content

Lentera Langit

Boonda wrote me a story,
  
"Dulu, dulu sekali. Langit begitu terang benderang dengan kemilau bintang. Semua saling beradu jauh melemparkan cahayanya. Tidak, mereka tidak akan membutakanmu. Cahaya mereka begitu terang, namun juga begitu lembut. Cahaya gemintang itu akan terbias di bola mata mereka yang kamu sayang saat kamu memandangnya.

Di langit yang dulunya terang itulah duduk seorang peri di ujung biduk rembulan dengan cahayanya yang temaram. Sendirian dan kedinginan, ia memandang ke kejauhan. Di belakangnya, menggantunglah lentera-lentera langit malam yang biasa kamu sebut bintang. Dan peri dengan sayap kecil inilah yang menjaga agar lentera-lentera itu agar senantiasa bercahaya. Sayap kecilnya telah mengantarnya menjelajah angkasa selama jutaan tahun lamanya. Ia berkelana mencari bintang-bintang yang mulai temaram. Dan jari-jarinya yang mungil akan menggosok permukaan setiap bintang supaya kembali bercahaya. Dan ia akan mengecupnya, supaya apinya kembali terang. Seperti dulu.

Tiba – tiba sebuah lentera yang menggantung di atas peri itu bergetar hebat. Tanpa ragu-ragu, peri itu segera mengambil ancang-ancang dan siap terbang. Dibungkukannya tubuhnya dan kaki kirinya yang mungil pun maju, bersiap mengambil langkah seribu. Dan … hop! Ia pun terbang. Tapi telat. Lentera yang bergetar hebat itu terlanjur jatuh. Meninggalkan buntut panjang yang berwarna keperakan dan melintas di kegelapan. Dan peri itu hanya menatap diam.

Setiap anak manusia menangis, gugurlah satu bintang di angkasa. Karenanya, hilanglah satu cahaya yang menerangi wajah sang peri. Hanya kamu yang bisa mengembalikan kilau mereka. Melalui tawa dan hangatnya pelukmu."

Untuk Titan, jangan menangis lagi ya sayang.


Comments

Popular posts from this blog

cinta itu sederhana

bunda: titan, kamu tau nggak. bunda tuh sayaaaang banget sama titan. titan: tau. bunda: ah, masaaaa? titan: iya. bunda: how do you know? titan: karena bunda selalu selimutin titan kalau titan kedinginan malam-malam. oh, ... bundanya meleleh nak. cinta itu sederhana. thank you for teaching me that. 

Belajar Tentang Bali

Halo, ini Titan. hari ini Titan belajar tentang Bali.rumah adat Bali indah sekali pertama terabuat dari kayu atap dari genteng  dan sebagainya di sana juga ada pura loh ada pura beji,pura besakih dan yang lain nya  juga ada monkey forest kata nya masyarakat Bali  bilang bahwa monkey forest itu suci dan banyak kera kita ketemu lagi ya bye-bye Oleh Malicca Titan Pranisha

Hello Spikey!

  Believe it or not,  from the moment he was born up to his last hair cut a few months ago; it was always me or his Aki cut his hair. One consistent reason why he never wanted to go to a barber shop: he feels ticklish because of the trimmer. No wonder 'Poni Mangkok' has always been his trademark.  I don't know what is with today, when I told him to have his haircut; he immediately said "Yes". "To the barber shop?" ... "Yes" he said.  "I want to have a bald head, and so I don't have to comb my hair after shower." Hmmm, a very good reason since he always forgets to comb his hair!  So there we went to the Barber Shop Aki usually have his hair cut.  It was a nice comfy room. I liked it too because they got the classic barber shop twisting flag lamp in front. And they still got the Top Collection poster too!  There he took a peep, and smiled himself as he sit on the barbershop chair.  He ordered his pre...